Mari Memahami Model-Model Pembelajaran dan Sintaknya
Mari Memahami Model-Model Pembelajaran dan Sintaknya
Oleh: Moh. Zamzuri
Dewasa ini kemampuan guru terus menjadi sorotan masyarakat luas. Terlebih setelah pelaksanaan uji kompetensi guru bagi guru-guru yang bersertifikasi sebagaimana diberitakan dalam (Tempo.co 03/08/2012) dengan judul Hasil Uji Kompetensi Guru Masih di Bawah Harapan. Menanggapi hasil yang di bawah harapan ini Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Penjaminan Mutu Pendidik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Syawal Gultom berencana akan mengadakan pelatihan dan pendidikan bagi guru pada 2013. Syawal mengatakan, guru-guru akan dikelompokkan berdasarkan hasil UKG. “Yang lemah pada satu materi tertentu, misalnya aljabar, akan disatukan dan mengikuti pelatihan bersama,”
Salah satu kompetensi yang diujikan dalam Uji Kompetensi Guru adalah Kompetensi Profesional. Kompetensi professional yaitu kemampuan yang harus dimiliki guru dalam perencanaan dan pelaksanaan proses pembelajaran. Dalam menyampaikan pembelajaran, guru mempunyai peranan dan tugas sebagai sumber materi yang tidak pernah kering dalam mengelola proses pembelajaran. Keaktifan peserta didik harus selalu diciptakan dan berjalan terus dengan menggunakan metode dan strategi pembelajaran yang tepat. Dengan demikian guru hendaknya meningkatkan kualitas proses belajar mengajar melalui pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
Modal dasar guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran yang PAKEM adalah dapat dengan menggunakan model-model pembelajaran. Model pembelajaran adalah seperangkat lengkap komponen strategi, yang merupakan metode lengkap dengan semua bagiannya yang dijelaskan secara rinci. Atau, model pembelajaran adalah seperangkat lengkap komponen strategi yang dapat memberikan hasil lebih baik di bawah kondisi tertentu sebagaimana dinyatakan dalam (Reigeluth, 1983;21) “Instructional models is merely a set of strategy components; it is a complete method with all of its parts (elementary components) described in detail. An instructional models usually an integrated set of strategy component has betters (for desired outcomes) than any other set under given conditions.” Sependapat dengan pengertian tersebut, Joyce & Weil (1982) mendefinisikan model pembelajaran sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan pembelajaran. Zainsyah, A.E., dkk. (1984) mengemukakan definisi model pembelajaran yaitu suatu rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur pengajaran, dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelas dalam setting pengajaran atau setting lainnya. Dengan demikian, model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Menurut (Reigeluth, 1983), model pembelajaran dibagi menjadi dua yaitu (1) model pembelajaran yang bersifat fix (pasti), artinya model ini mempreskripsikan variabel-variabel metode yang sama yang akan dilakukan/terjadi pada siswa saat pembelajaran, dan (2) adaptif (menyesuaikan) artinya model ini mempreskripsikan varibel-variabel metode berbeda bergantung pada respon tindakan siswa. Sedangkan menurut (Joyce & Weil, 1982), model pembelajaran dikelompokkan menjadi empat kelompok atau rumpun, yaitu: (1) model interaksi sosial atau social family, (2) model pemrosesan informasi atau information processing family, (3) model pribadi atau personal family, dan (4) model perilaku atau behavioral system family.
Model pembelajaran memiliki lima unsur dasar (Joyce & Weil, 1982), yaitu (1) syntax, yaitu langkah-langkah operasional pembelajaran, (2) social system, adalah suasana dan norma yang berlaku dalam pembelajaran, (3) principles of reaction, menggambarkan bagaimana seharusnya guru memandang, memperlakukan, dan merespon siswa, (4) support system, segala sarana, bahan, alat, atau lingkungan belajar yang mendukung pembelajaran, dan (5) instructional dan nurturant effects—hasil belajar yang diperoleh langsung berdasarkan tujuan yang ditetapkan (instructional effects) dan hasil belajar di luar yang ditetapkan (nurturant effects).
Di bawah ini akan dijelaskan langkah-langkah (sintaks) pembelajaran dari beberapa model pembelajaran, sebagaimana berikut ini.
Pembelajaran model group-investigation (Slavin, 1995).
Langkah-langkah (sintaks) pembelajarannya, yaitu:
- Grouping (menetapkan jumlah anggota kelompok, menentukan sumber memilih topik, merumuskan permasalahan),
- Planning (menetapkan apa yang akan dipelajari, bagaimana mempelajari, siapa melakukan apa, apa tujuannya),
- Investigation (saling tukar informasi dan ide, berdiskusi, klarifikasi, mengumpulkan informasi, menganalisis data, membuat inferensi),
- Organizing (anggota kelompok menulis laporan, merencanakan presentasi laporan, penentuan penyaji, moderator, dan notulis),
- Presenting (salah satu kelompok menyajikan, kelompok lain mengamati, mengevaluasi, mengklarifikasi, mengajukan pertanyaan atau tanggapan), dan
- Evaluating (masing-masing siswa melakukan koreksi terhadap laporan masing-masing berdasarkan hasil diskusi kelas, siswa dan guru berkolaborasi mengevaluasi pembelajaran yang dilakukan, melakukan penilaian hasil belajar yang difokuskan pada pencapaian pemahaman.
Pembelajaran kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD), (Slavin, 1995).
Langkah-langkah (sintaks) pembelajarannya, yaitu:
- Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok dengan anggota yang heterogen (misalnya masing-masing kelompok beranggotakan empat orang).
- Guru menyajikan pelajaran.
- Guru memberi tugas pada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok.
- Siswa yang dapat mengerjakan tugas/soal menjelaskan kepada anggota kelompok lainnya sehingga semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
- Guru memberikan kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis/pertanyaan, siswa tidak boleh saling membantu.
- Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki nilai/poin tinggi.
- Guru memberikan evaluasi.
- Penutup.
Pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw (Aronson, et. al., 1978 dalam Chotimah & Dwitasari, 2009)
Langkah-langkah (sintaks) pembelajarannya, yaitu:
- Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok (misalnya masing-masing kelompok beranggotakan empat orang)
- Tiap siswa dalam kelompok diberi bahan materi yang berbeda (kelompok asal).
- Tiap siswa dalam kelompok membaca dan mempelajari materi yang ditugaskan.
- Anggota dari kelompok yang berbeda yang telah mempelajari materi yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan bagian materi yang sama tersebut.
- Setelah selesai diskusi dalam kelompok ahli, setiap siswa kembali ke kelompok asal. Selanjutnya, mereka bergantian mengajar teman satu kelompok tentang materi yang telah ia pelajari/diskusikan dalam kelompok ahli. Sementara itu, anggota kelompok lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh, kemudian membuat rangkuman.
- Tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya.
- Guru dan siswa membuat kesimpulan.
- Guru memberikan evaluasi.
- Penutup.
Pembelajaran problem-based instruction (Arend et.al., 2001).
Langkah-langkah (sintaks) pembelajarannya,yaitu:
- Guru mendefisikan atau mempresentasikan masalah atau isu yangberkaitan (masalah bisa untuk satu unit pelajaran atau lebih, bisa untuk pertemuan satu, dua, atau tiga minggu, bisa berasal dari hasil seleksi guru atau dari eksplorasi siswa),
- Guru membantu siswa mengklarifikasi masalah dan menentukan bagaimana masalah itu diinvestigasi (investigasi melibatkan sumber-sumber belajar, informasi, dan data yang variatif, melakukan surve dan pengukuran),
- Guru membantu siswa menciptakan makna terkait dengan hasil pemecahan masalah yang akan dilaporkan (bagaimana mereka memecahkan masalah dan apa rasionalnya),
- Pengorganisasian laporan (makalah, laporan lisan, model, program komputer, dan lain-lain), dan
- Presentasi (dalam kelas melibatkan semua siswa, guru, bila perlu melibatkan administator dan anggota masyarakat).
Pembelajaran Tematik menurut (Depdiknas, 2006)
Langkah-langkah (sintaks) pembelajarannya, yaitu:
a. Kegiatan Pendahuluan/awal/pembukaan
Kegiatan ini dilakukan terutama untuk menciptakan suasana awal pembelajaran untuk mendorong siswa menfokuskan dirinya agar mampu mengikuti proses pembelajaran dengan baik.
Sifat dari kegiatan pembukaan adalah kegiatan untuk pemanasan. Pada tahap ini dapat dilakukan penggalian terhadap pengalaman anak tentang tema yang akan disajikan. Beberapa contoh kegiatan yang dapat dilakukan adalah bercerita, kegiatan fisik/jasmani, dan menyanyi
b. Kegiatan Inti
Dalam kegiatan inti difokuskan pada kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk pengembangan kemampuan baca, tulis dan hitung. Penyajian bahan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan berbagai strategi/metode yang bervariasi dan dapat dilakukan secara klasikal, kelompok kecil, ataupun perorangan.
c. Kegiatan Penutup/Akhir dan Tindak Lanjut
Sifat dari kegiatan penutup adalah untuk menenangkan. Beberapa contoh kegiatan akhir/penutup yang dapat dilakukan adalah menyimpulkan/mengungkapkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan, mendongeng, membacakan cerita dari buku, pantomim, pesan-pesan moral, musik/apresiasi musik.
Pembelajaran terpadu menurut (Tim Pengembang PGSD, 1997)
Prosedur Pembelajaran Terpadu Menurut Modelnya, yaitu:
Model
Pembelajaran Terpadu |
Tahap Perencanaan | Tahap Pelaksanaan | Tahap Kulminasi |
Model hubungan
(connected model) |
|
||
Model jaring laba-laba
(webbed model) |
|
|
|
Model terpadu
(integreted model) |
|
Pembelajaran Problem Based Learning (PBL), menurut (Tegeh, 2009)
Langkah-langkah (sintaks) pembelajarannya, yaitu:
TAHAP | PROSEDUR
PEMBELAJARAN |
KEGIATAN
PEMBELAJARAN |
1 | Konsep dasar |
|
2 | Pendefinisian masalah |
|
3 | Membimbing penyelidikan
dalam kelompok dan pengerjaan tugas |
|
4 | Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya |
|
5 | Menganalisis dan
mengevaluasi hasil pemecahan masalah |
|
6 | Penilaian |
|
Pembelajaran Ekspositori, (Tegeh, 2009)
Langkah-langkah (sintaks) pembelajarannya,yaitu:
TAHAP | PROSEDUR
PEMBELAJARAN |
KEGIATAN
PEMBELAJARAN |
1 | Pendahuluan |
|
2 | Penyajian materi |
|
3 | Latihan Terbimbing
|
|
4 | Penutup |
|
5 | Latihan Mandiri
|
|
6 | Penilaian |
|
Pembelajaran melalui Penemuan atau inquiry (Suryanti, dkk, 2008)
Langkah-langkah (tahap) pembelajarannya, yaitu:
Tahap | Tingkah laku Guru |
Tahap 1
Observasi untuk menemukan masalah |
Guru menyajikan kejadian-kejadian atau fenomena-fenomena yang memungkinkan siswa menemukan masalah |
Tahap 2
Merumuskan masalah |
Guru membimbing siswa merumuskan masalah penelitian berdasarkan kejadian dan fenomena yang disajikan |
Tahap 3
Mengajukan hipotesis |
Guru membimbing siswa untuk mengajukan hipotesis terhadap masalah yang telah dirumuskan |
Tahap 4
Merencanakan pemecahan masalah |
Guru membimbing siswa untuk merencanakan pemecahan masalah, membantu menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dan menyusun prosedur kerja yang tepat. |
Tahap 5
Melaksanakan eksperimen (atau cara pemecahan masalah yang lain) |
Selama siswa bekerja, guru membimbing dan memfasilitasi.
|
Tahap 6
Melakukan pengamatan dan pengumpulan data |
Guru membantu siswa melakukan pengamatan tentang hal-hal yang penting dan membantu mengumpulkan dan mengorganisasi data. |
Tahap 7
Analisis Data |
Guru membantu siswa menganalisis data supaya menemukan sesuatu konsep. |
Tahap 8
Penarikan kesimpulan |
Guru membimbing siswa mengambil kesimpulan berdasarkan data dan menemukan sendiri konsep yang ingin ditanamkan. |
Pembelajaran OME-AKE (Yulianto, dkk. 2008 dalam Suryanti, dkk, 2008)
Langkah-langkah (fase) pembelajarannya, yaitu:
Tahap | Kegiatan pembelajaran |
Fase 1
Orientasi |
Pengondisian kelas, penyampaian tujuan, penganalisisan tujuan, pengaitan/hubungan materi sebelumnya dengan materi baru |
Fase 2
Model (pemodelan) |
Siswa melakukan penjiplakan (copying), pengadaptasian, baru kemudian pengembangan keterampilan sendiri. Pemodelan dapat dilakukan dengan pemutaran kased/CD/VCD, pendemonstratsian, menghadirkan narasumber/praktisi/model, atau penganalisisan model. |
Fase 3
Eksplorasi topik |
Siswa mengeksplorasi/menggali sumber-sumber belajar |
Fase 4
Analisis dan Pemecahan masalah topik |
Siswa mengklasifikasi topik, mencari bahan pemecahan topik, merumuskan pemecahan topik, dan menyusun laporan lisan maupun tertulis. |
Fase 5
Komunikasi (Pengomunikasian Hasil) |
Pemapaparan hasil secara lisan maupun pemajangan hasil secara tertulis, misalnya presentasi, demonstrasi, pameran, atau bermain peran. |
Fase 6
Evaluasi/Refleksi |
Penyimpulan materi dan kegiatan pembelajaran, penilaian kegiatan dan hasil belajar, tindak lanjut pembelajaran. |
Demikianlah beberapa model pembelajaran yang berorientasi PAKEM beserta sintaknya. Harapannya guru senantiasa meningkatkan terus kompetensinya termasuk kompetensi professional sehingga mampu merencanakan dan melaksanakan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
Daftar Pustaka
Arends, R. I., Wenitzky, N. E., & Tannenboum, M. D. 2001. Exploring teaching: An introduction to education. New York: McGraw-Hill Companies.
Chotimah, H. & Dwitasari, Y. 2009. Strategi Pembelajaran untuk Penelitian Tindakan Kelas. Malang. Surya Pena Gemilang Publishing.
Depdiknas. 2006. Model Pembelajaran Tematik Kelas Awal sekolah Dasar. Jakarta. Pusat Kurikulum, Badan Penelitian dan pengembangan.
Degeng, I N. S. 1989. Ilmu Pengajaran: Taksonomi variabel. Jakarta: Depdikbud, Dirjen Dikti, Proyek Pengembangan lembaga Pendidikan Tenaga kependidikan.
Gerlach, V.S. & Ely, D.P. 1971. Teaching And media A Systematic Approach. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Joyce, B. & Weil, M. 1982. Model of teachings. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Reigeluth, C. M. 1983. Instructioanl-design theories and models: An overview of their current status. Volume I. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Publishers
Slavin, R. E. 1995. Cooperative learning. Second edition. Boston: Allyn and Bacon.
Suryanti, dkk., 2008. Model-Model pembelajaran Inovatif. Surabaya. Universitas Negeri Surabaya.
Tegeh, I.M. 2009. Perbandingan Prestasi Belajar Mahasiswa yang Diajar dengan Menggunakan Problem Based-Learning dan Ekspositori yang Memiliki Gaya Kognitif Berbeda. Disertasi tidak diterbitkan. Malang: Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang.
Tim Pengembang PGSD, 1997. Pembelajaran Terpadu D-II & S2 PGSD. Jakarta: Proyek Pengembangan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
http://www.tempo.co/read/news/2012/08/03/079421057/Hasil-Uji-Kompetensi-Guru-Masih-di-Bawah-Harapan
terimakasih aku jadi tambah ilmu
SukaSuka
Ok, sama2 semoga manfaat
SukaSuka
Keren banget websitenya http://primajasasofa.com http://primajasamandiri.com http://primajasamarmer.com
SukaSuka
Take a closer look than just how many reviews each business
has. Filters, pumps and motors all must be maintained with
any system. Today, diversified IT outsourcing companies are genuinely exemplifying the highest cadre of excellenc in the services areas of innovation and technology.
SukaSuka