Arsip

Posts Tagged ‘model-model pembelajaran’

Mari Memahami Model-Model Pembelajaran dan Sintaknya

9 September 2012 4 komentar

Mari Memahami Model-Model Pembelajaran dan Sintaknya

Oleh: Moh. Zamzuri

Dewasa ini kemampuan guru terus menjadi sorotan masyarakat luas. Terlebih setelah pelaksanaan uji kompetensi guru bagi guru-guru yang bersertifikasi sebagaimana diberitakan  dalam (Tempo.co 03/08/2012) dengan judul Hasil Uji Kompetensi Guru Masih di Bawah Harapan. Menanggapi hasil yang di bawah harapan ini Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Penjaminan Mutu Pendidik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Syawal Gultom berencana akan mengadakan pelatihan dan pendidikan bagi guru pada 2013. Syawal mengatakan, guru-guru akan dikelompokkan berdasarkan hasil UKG. “Yang lemah pada satu materi tertentu, misalnya aljabar, akan disatukan dan mengikuti pelatihan bersama,”

Salah satu kompetensi yang diujikan dalam Uji Kompetensi Guru adalah Kompetensi Profesional. Kompetensi professional yaitu kemampuan yang harus dimiliki guru dalam perencanaan dan pelaksanaan proses pembelajaran. Dalam menyampaikan pembelajaran, guru mempunyai peranan dan tugas sebagai sumber materi yang tidak pernah kering dalam mengelola proses pembelajaran. Keaktifan peserta didik harus selalu diciptakan dan berjalan terus dengan menggunakan metode dan  strategi pembelajaran yang tepat. Dengan demikian guru hendaknya meningkatkan kualitas proses belajar mengajar melalui pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

Modal dasar guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran yang PAKEM adalah dapat dengan menggunakan model-model pembelajaran. Model pembelajaran adalah seperangkat lengkap komponen strategi, yang merupakan metode lengkap dengan semua bagiannya yang dijelaskan secara rinci. Atau, model pembelajaran adalah seperangkat lengkap komponen strategi yang dapat memberikan hasil lebih baik di bawah kondisi tertentu sebagaimana dinyatakan dalam (Reigeluth, 1983;21) “Instructional models is merely a set of strategy components; it is a complete method with all of its parts (elementary components) described in detail. An instructional models usually an integrated set of strategy component has betters (for desired outcomes) than any other set under given conditions.” Sependapat dengan pengertian tersebut, Joyce & Weil (1982) mendefinisikan model pembelajaran sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan pembelajaran. Zainsyah, A.E., dkk. (1984) mengemukakan definisi model pembelajaran yaitu suatu rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur pengajaran, dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelas dalam setting pengajaran atau setting lainnya. Dengan demikian, model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.

Menurut (Reigeluth, 1983), model pembelajaran dibagi menjadi dua yaitu (1) model pembelajaran yang bersifat fix (pasti), artinya model ini mempreskripsikan variabel-variabel metode yang sama yang akan dilakukan/terjadi pada siswa saat pembelajaran, dan (2) adaptif (menyesuaikan) artinya model ini mempreskripsikan varibel-variabel metode berbeda bergantung pada respon tindakan siswa. Sedangkan menurut (Joyce & Weil, 1982), model pembelajaran dikelompokkan menjadi empat kelompok atau rumpun, yaitu: (1) model interaksi sosial atau social family, (2) model pemrosesan informasi atau information processing family, (3) model pribadi atau personal family, dan (4) model perilaku atau behavioral system family.

Model pembelajaran memiliki lima unsur dasar (Joyce & Weil, 1982), yaitu (1) syntax, yaitu langkah-langkah operasional pembelajaran, (2) social system, adalah suasana dan norma yang berlaku dalam pembelajaran, (3) principles of reaction, menggambarkan bagaimana seharusnya guru memandang, memperlakukan, dan merespon siswa, (4) support system, segala sarana, bahan, alat, atau lingkungan belajar yang mendukung pembelajaran, dan (5) instructional dan nurturant effects—hasil belajar yang diperoleh langsung berdasarkan tujuan yang ditetapkan (instructional effects) dan hasil belajar di luar yang ditetapkan (nurturant effects).

Di bawah ini akan dijelaskan langkah-langkah (sintaks) pembelajaran dari beberapa model pembelajaran, sebagaimana berikut ini.

Pembelajaran model group-investigation (Slavin, 1995).

Langkah-langkah (sintaks) pembelajarannya, yaitu:

  • Grouping (menetapkan jumlah anggota kelompok, menentukan sumber  memilih topik, merumuskan permasalahan),
  • Planning (menetapkan apa yang akan dipelajari, bagaimana mempelajari, siapa melakukan apa, apa tujuannya),
  • Investigation (saling tukar informasi dan ide, berdiskusi, klarifikasi, mengumpulkan informasi, menganalisis data, membuat inferensi),
  • Organizing (anggota kelompok menulis laporan, merencanakan presentasi laporan, penentuan penyaji, moderator, dan notulis),
  • Presenting (salah satu kelompok menyajikan, kelompok lain mengamati, mengevaluasi, mengklarifikasi, mengajukan pertanyaan atau tanggapan), dan
  • Evaluating (masing-masing siswa melakukan koreksi terhadap laporan masing-masing berdasarkan hasil diskusi kelas, siswa dan guru berkolaborasi mengevaluasi pembelajaran yang dilakukan, melakukan penilaian hasil belajar yang difokuskan pada pencapaian pemahaman.

Pembelajaran kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD), (Slavin, 1995).

Langkah-langkah (sintaks) pembelajarannya, yaitu:

  • Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok dengan anggota yang heterogen (misalnya masing-masing kelompok beranggotakan empat orang).
  • Guru menyajikan pelajaran.
  • Guru memberi tugas pada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok.
  • Siswa yang dapat mengerjakan tugas/soal menjelaskan kepada anggota kelompok lainnya sehingga semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
  • Guru memberikan kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis/pertanyaan, siswa tidak boleh saling membantu.
  • Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki nilai/poin tinggi.
  • Guru memberikan evaluasi.
  • Penutup.

Pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw (Aronson, et. al., 1978 dalam Chotimah & Dwitasari, 2009)

Langkah-langkah (sintaks) pembelajarannya, yaitu:

  • Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok (misalnya masing-masing kelompok beranggotakan empat orang)
  • Tiap siswa dalam kelompok diberi bahan materi yang berbeda (kelompok asal).
  • Tiap siswa dalam kelompok membaca dan mempelajari materi yang ditugaskan.
  • Anggota dari kelompok yang berbeda yang telah mempelajari materi yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan bagian materi yang sama tersebut.
  • Setelah selesai diskusi dalam kelompok ahli, setiap siswa kembali ke kelompok asal. Selanjutnya, mereka bergantian mengajar teman satu kelompok tentang materi yang telah ia pelajari/diskusikan dalam kelompok ahli. Sementara itu, anggota kelompok lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh, kemudian membuat rangkuman.
  • Tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya.
  • Guru dan siswa membuat kesimpulan.
  • Guru memberikan evaluasi.
  • Penutup.

Pembelajaran problem-based instruction (Arend et.al., 2001).

Langkah-langkah (sintaks) pembelajarannya,yaitu:

  • Guru mendefisikan atau mempresentasikan masalah atau isu yangberkaitan (masalah bisa untuk satu unit pelajaran atau lebih, bisa untuk pertemuan satu, dua, atau tiga minggu, bisa berasal dari hasil seleksi guru atau dari eksplorasi siswa),
  • Guru membantu siswa mengklarifikasi masalah dan menentukan bagaimana masalah itu diinvestigasi (investigasi melibatkan sumber-sumber belajar, informasi, dan data yang variatif, melakukan surve dan pengukuran),
  • Guru membantu siswa menciptakan makna terkait dengan hasil pemecahan masalah yang akan dilaporkan (bagaimana mereka memecahkan masalah dan apa rasionalnya),
  • Pengorganisasian laporan (makalah, laporan lisan, model, program komputer, dan lain-lain), dan
  • Presentasi (dalam kelas melibatkan semua siswa, guru, bila perlu melibatkan administator dan anggota masyarakat).

Pembelajaran Tematik menurut (Depdiknas, 2006)

Langkah-langkah (sintaks) pembelajarannya, yaitu:

a.  Kegiatan Pendahuluan/awal/pembukaan

Kegiatan ini dilakukan terutama untuk menciptakan suasana awal pembelajaran untuk mendorong siswa menfokuskan dirinya agar mampu mengikuti proses pembelajaran dengan baik.

Sifat dari kegiatan pembukaan adalah kegiatan untuk pemanasan. Pada tahap ini dapat dilakukan penggalian terhadap pengalaman anak tentang tema yang akan disajikan. Beberapa contoh kegiatan yang dapat dilakukan adalah bercerita, kegiatan fisik/jasmani, dan menyanyi

b.   Kegiatan Inti

Dalam kegiatan inti difokuskan pada kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk pengembangan kemampuan baca, tulis dan hitung. Penyajian bahan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan berbagai  strategi/metode yang bervariasi dan dapat dilakukan secara klasikal, kelompok kecil, ataupun perorangan.

c.   Kegiatan Penutup/Akhir dan Tindak Lanjut

Sifat dari kegiatan penutup adalah untuk menenangkan. Beberapa contoh kegiatan akhir/penutup yang dapat dilakukan adalah menyimpulkan/mengungkapkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan, mendongeng, membacakan cerita dari buku, pantomim, pesan-pesan moral, musik/apresiasi musik.

Pembelajaran terpadu menurut (Tim Pengembang PGSD, 1997)

Prosedur Pembelajaran Terpadu Menurut Modelnya, yaitu:

Model

Pembelajaran Terpadu

Tahap Perencanaan Tahap Pelaksanaan Tahap Kulminasi
Model hubungan

(connected model)

  • §  Peta konsep satu bidang studi,
  • §  Konsep, keterampilan , dan sikap yang berhubungan atau berkaitan,
  • Rancangan aktivitas belajar
  • §  Pelaksanaan tugas
  • §  Analisis hasil pelaksanaan tugas
  • Penyusunan laporan
  • §  Penyajian laporan
  • §  Evaluasi
 
Model jaring laba-laba

(webbed model)

  • §  Penjajagan tema
  • §  Penetapan tema
  • §  Pengembangan sub-sub tema
  • Penetapan kegiatan/kontrak belajar
  • §  Pengumpulan informasi
  • §  Pengolahan informasi
  • §  Penyusunan laporan
 
  • §  Penyajian informasi
  • §  Evaluasi

 

Model terpadu

(integreted model)

  • §  Peta konsep beberapa bidang studi
  • §  Konsep, keterampilan, dan sikap yang berhubungan atau tumpang tindih
  • Rancangan aktivitas belajar
  • §  Pelaksanaan tugas
  • §  Analisis hasil pelaksanaan tugas
  • Penyusunan laporan
  • §  Penyajian laporan
  • §  Evaluasi
 

Pembelajaran Problem Based Learning  (PBL), menurut (Tegeh, 2009)

Langkah-langkah (sintaks) pembelajarannya, yaitu:

TAHAP PROSEDUR

PEMBELAJARAN

KEGIATAN

PEMBELAJARAN

1  Konsep dasar
  • Guru menyampaikan langkah pembelajaran secara umum, kompetensi yang harus dikuasai siswa, petunjuk pembelajaran yang dibutuhkan.
  • Siswa membentuk kelompok kecil beranggotakan 4-5 orang mahasiswa.
2 Pendefinisian masalah
  • Guru memberikan masalah berkenaan dengan materi mata pelajaran yang dibahas kepada setiap kelompok dalam bentuk lembar kerja siswa (LKS).
  • Siswa melakukan brainstorming dalam kelompok masing-masing, mencermati masalah yang diberikan, mengatur strategi pemecahan masalah, dan melakukan pembagian tugas
  • Peran guru adalah sebagai fasilitator dalam pembelajaran.
3 Membimbing penyelidikan

dalam kelompok dan

pengerjaan tugas

  • Guru memantau dan mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, dan mencari penjelasan dan solusi dari permasalahan yang ingin dipecahkan.
  • Siswa melakukan aktivitas dalam kelompok sesuai dengan strategi pemecahan masalah yang telah ditetapkan.
4 Mengembangkan dan

menyajikan hasil karya

  • Guru membimbing siswa dalam mengembangkan karya yang sesuai seperti: laporan hasil kerja kelompok atau bentuk karya lainya.
  • Siswa menyajikan hasil karya kelompok dalam suatu forum diskusi kelas.
5  Menganalisis dan

mengevaluasi hasil

pemecahan

masalah

  • Guru membimbing siswa untuk merefleksi  dan mengadakan evaluasi terhadap penyelidikan dan proses-proses belajar yang mereka pergunakan.
  • Siswa merefleksi dan mengevaluasi kegiatan yang telah  mereka lakukan dalam proses pembelajaran.
6 Penilaian
  • Siswa menyerahkan laporan hasil pemecahan masalah yang telah dikerjakan secara berkelompok atau tugas-tugas individu lainnya.
  • Guru melakukan penilaian otentik berupa hasil karya siswa secara individu dan kelompok yang diwujudkan dalam bentuk portofolio

Pembelajaran Ekspositori, (Tegeh, 2009)

Langkah-langkah (sintaks) pembelajarannya,yaitu:

TAHAP PROSEDUR

PEMBELAJARAN

KEGIATAN

PEMBELAJARAN

1 Pendahuluan
  • Guru menyampaikan kompetensi yang harus dikuasai siswa, langkah-langkah kegiatan pembelajaran, apersepsi, mengarahkan perhatian siswa.
  • Siswa memperhatikan dan mendengarkan informasi guru.
2 Penyajian materi
  • Guru menyampaikan materi dengan ceramah dan tanya jawab, kemudian dilanjutkan dengan demonstrasi atau cara lainnya untuk memperjelas materi yang disajikan.
  • Siswa mendengarkan penjelasan guru, mencatat materi yang dianggap penting, dan menanyakan materi yang kurang jelas atau belum dipahami.
3  Latihan Terbimbing

 

  • Guru memberikan bahan latihan soal (soal-soal latihan). Latihan soal ada yang dilakukan secara individu dan ada pula secara berkelompok.
  • Siswa mengerjakan latihan.
  • Guru memonitor latihan siswa, memberikan umpan balik, mengajarkan kembali bila diperlukan, dan melanjutkan latihan terbimbing, hingga siswa dianggap menguasai materi.
4 Penutup
  • Guru merangkum materi pembelajaran
5 Latihan Mandiri

 

  • Guru kembali memberikan tugas atau latihan yang harus dikerjakan siswa secara mandiri.
  • Siswa mencatat tugas atau latihan. Tugas atau latihan dapat dikerjakan di kelas atau di rumah tanpa bantuan guru.
  • Guru melakukan pengecekan untuk pemahaman dan memberikan umpan balik, bila tugas dikerjakan di kelas. Umpan balik diberikan pada pertemuan berikutnya bila tugas dikerjakan di rumah.
6 Penilaian
  • Guru melakukan penilaian untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai materi yang telah dipelajari

Pembelajaran melalui Penemuan atau inquiry (Suryanti, dkk, 2008)

Langkah-langkah (tahap) pembelajarannya, yaitu:

Tahap Tingkah laku Guru
Tahap 1

Observasi untuk menemukan masalah

Guru menyajikan kejadian-kejadian atau fenomena-fenomena yang memungkinkan siswa menemukan masalah
Tahap 2

Merumuskan masalah

Guru membimbing siswa merumuskan masalah penelitian berdasarkan kejadian dan fenomena yang disajikan
Tahap 3

Mengajukan hipotesis

Guru membimbing siswa untuk mengajukan hipotesis terhadap masalah yang telah dirumuskan
Tahap 4

Merencanakan pemecahan masalah

Guru membimbing siswa untuk merencanakan pemecahan masalah, membantu menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dan menyusun prosedur kerja yang tepat.
Tahap 5

Melaksanakan eksperimen (atau cara pemecahan masalah yang lain)

Selama siswa bekerja, guru membimbing dan memfasilitasi.

 

Tahap 6

Melakukan pengamatan dan pengumpulan data

Guru membantu siswa melakukan pengamatan tentang hal-hal yang penting dan membantu mengumpulkan dan mengorganisasi data.
Tahap 7

Analisis Data

Guru membantu siswa menganalisis data supaya menemukan sesuatu konsep.
Tahap 8

Penarikan kesimpulan

Guru membimbing siswa mengambil kesimpulan berdasarkan data dan menemukan sendiri konsep yang ingin ditanamkan.

Pembelajaran OME-AKE (Yulianto, dkk. 2008 dalam Suryanti, dkk, 2008)

Langkah-langkah (fase) pembelajarannya, yaitu:

Tahap Kegiatan pembelajaran
Fase 1

Orientasi

Pengondisian kelas, penyampaian tujuan, penganalisisan tujuan, pengaitan/hubungan materi sebelumnya dengan materi baru
Fase 2

Model (pemodelan)

Siswa melakukan penjiplakan (copying), pengadaptasian, baru kemudian pengembangan keterampilan sendiri. Pemodelan dapat dilakukan dengan pemutaran kased/CD/VCD, pendemonstratsian, menghadirkan narasumber/praktisi/model, atau penganalisisan model.
Fase 3

Eksplorasi topik

Siswa mengeksplorasi/menggali sumber-sumber belajar
Fase 4

Analisis dan Pemecahan masalah topik

Siswa mengklasifikasi topik, mencari bahan pemecahan topik, merumuskan pemecahan topik, dan menyusun laporan lisan maupun tertulis.
Fase 5

Komunikasi (Pengomunikasian Hasil)

Pemapaparan hasil secara lisan maupun pemajangan hasil secara tertulis, misalnya presentasi, demonstrasi, pameran, atau bermain peran.
Fase 6

Evaluasi/Refleksi

Penyimpulan materi dan kegiatan pembelajaran, penilaian kegiatan dan hasil belajar, tindak lanjut pembelajaran.

Demikianlah beberapa model pembelajaran yang berorientasi PAKEM beserta sintaknya. Harapannya guru senantiasa meningkatkan terus kompetensinya termasuk kompetensi professional sehingga mampu merencanakan dan melaksanakan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

Daftar Pustaka

Arends, R. I., Wenitzky, N. E., & Tannenboum, M. D. 2001. Exploring teaching: An introduction to education. New York: McGraw-Hill Companies.

Chotimah, H. & Dwitasari, Y. 2009. Strategi Pembelajaran untuk Penelitian Tindakan Kelas. Malang. Surya Pena Gemilang Publishing.

Depdiknas. 2006. Model Pembelajaran Tematik Kelas Awal sekolah Dasar. Jakarta. Pusat Kurikulum, Badan Penelitian dan pengembangan.

Degeng, I N. S. 1989. Ilmu Pengajaran: Taksonomi variabel. Jakarta: Depdikbud, Dirjen Dikti, Proyek Pengembangan lembaga Pendidikan Tenaga kependidikan.

Gerlach, V.S. & Ely, D.P. 1971. Teaching And media A Systematic Approach. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

Joyce, B. & Weil, M. 1982. Model of teachings. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

Reigeluth, C. M. 1983. Instructioanl-design theories and models: An overview of their current status. Volume I. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Publishers

Slavin, R. E. 1995. Cooperative learning. Second edition. Boston: Allyn and Bacon.

Suryanti, dkk., 2008. Model-Model pembelajaran Inovatif. Surabaya. Universitas Negeri Surabaya.

Tegeh, I.M. 2009. Perbandingan Prestasi Belajar Mahasiswa yang Diajar dengan Menggunakan Problem Based-Learning dan Ekspositori yang Memiliki Gaya Kognitif Berbeda. Disertasi tidak diterbitkan. Malang: Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang.

Tim Pengembang PGSD, 1997. Pembelajaran Terpadu D-II & S2 PGSD. Jakarta: Proyek Pengembangan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

http://www.tempo.co/read/news/2012/08/03/079421057/Hasil-Uji-Kompetensi-Guru-Masih-di-Bawah-Harapan